Contoh Laporan

Rabu, 09 Agustus 2017

Cerita Tanpa Jeda (Persahabatan Tanpa Akhir)

Oleh: Elia Suwi ~ Lamberg Nicolas Bani

 
 Aku dan kamu adalah dua makhluk ciptaan Tuhan yang tanpa sengaja bertemu untuk memulai sebuah cerita perjalan yang cukup panjang, bila disusun menjadi sebuah fiksi maka fiksa tersebut tak memiliki spasi. Dengan perspektif sepak bola, maka cerita kita adalah sebuah pertandingan yang tak memiliki peraturan 2x45 menit, tetapi pertandingan yang terus berlangsung selama 1 x 90+3 menit. Jeda pertandingan hanya mampu dihentikan oleh waktu. Dengan perspektif demikian maka pertandingan tanpa jeda kita mulai dari sebuah pertemuan tanpa sengaja, ketika masing - masing kita memutuskan untuk memenuhi kebutuhan melalui suatu kegiatan. Masih sangat jelas rekaman atau potret perjalanan cerita itu. Aku ingat bahwa pada kegiatan pelatihan kepemimpinan tingkat menengah yang dinamakan kegiatan LMKM, kita berada pada gelombang yang berbeda. Kamu menjadi bagian dari kegiatan LMKM gelombang 1 periode 2014-2015, begitu pula sebaliknya aku menjadi bagian dari kegiatan LMKM gelombang 2 periode 2014-2015. Aku tidak bermaksud ungkit cerita masing-masing pada kegiatan LMKM, tetapi justru melalui tulisan ini aku mau katakan padamu bahwa bagaimana kita berjumpa dalam suatu kegiatan kepemimpinan tingkat lanjutan yang dikenal dengan nama LLKM untuk memulai cerita perjalanan ini. Seperti pada umumnya kita menghadiri pra kegiatan tersebut, bahkan disana kita belum saling mengenal. Kamu manusia asing bagiku dan begitupula aku. Aku belum begitu mengenalmu saat pra kegiatan hingga pada tahap pembekalan kegiatan tersebut. Sebatas sapa, diskusi dan sharing pun kita lalui pada tahap tersebut. Puncaknya adalah ketika kita bersama menjalani tahap tinggal bersama warga selama 5 hari. Mulai begitu akrab aku dan kamu. Aku dengan aktivitas rumah tinggalku, begitupula kamu dengan aktivitas rumah tinggalmu, namun disana kita tak lupa untuk saling hampiri dalam waktu luang kami. Berlanjut kepada kegiatan intervensi sosial yang kita lakukan bersama rekan-rekan yang lain. Pada tahap ini kita bersama merayakan berbagai keberhasil juga kegagalan, namun justru semua cerita dimulai disana.



Tidak seperti sebagian orang yang berjumpa sebentar saja dalam suatu moment lalu kembali kepada aktivitas masing - masing. Aku dan kamu memutuskan untuk melanjutkan cerita tanpa jeda ini bersama - sama. Seusai dari kegiatan pelatihan ini, aku memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi organisasi mahasiswa (LK) fakultasku, begitu juga kamu. Cukup teringat bagaimana romantisme kita dalam persiapan pesta demokrasi tersebut. Kita saling back up, memotivasi, juga mendukung. Pesta tersebut pun berlalu, dan aku dan kamu mengambil masing – masing tanggungjawab yang telah di berikan. Namun diluar dari tanggungjawab tersebut, kami masih tetap saling bertanggungjawab untuk saling membantu perkembangan diri kita. Setelah tanggungjawab itu usai di kerjakan, maka kembali lagi tanpa sengaja kita dipertemukan kembali dalam moment yang romantismenya melebihi romantisme pada sepasang kekasih. Romantisme yang termaksud adalah kita bersama-sama memutuskan untuk menjadi lawan pada pesta demokrasi organisasi kampus taraf universitas. Berebeda dengan pesta  demokrasi pada umumnya, kita yang merupakan lawan tarung dalam pesta tersebut justru totalitas untuk suport. Aku ingat dosa kita yang aku membantumu untuk meloloskan seluruh berkas persyaratan dengan menghubungin dan membohongin tim penyelenggara pesta demokrasi, sekalipun sudah melewati waktu yang ditentukan. Sampai disini, aku bertanya-tanya sendiri bahwa “apa mungkin aku yang gila atau mungkin kita bersama- sama gila? Ah indah sekali semua cerita ini. Singkat cerita hasil pesta demokrasi memutuskan bahwa kamu pemenang dalam pesta tersebut. Seusai dari pesta tersebut, kamu kamu tak meninggalkan aku, dimana kamu mengajak aku untuk bersama – sama menyelesaikan tanggungjawab besar itu. Aku paham bahwa kita punya tujuan mulia yang sama sehingga tanpa berpikir lama aku pun mengiyakan ajakanmu. Kita berhasil bekerja sama, meraih dan merayakan berbagai keberhasilan disana, juga berhasil melewati semua tantangan bersama. Aku bangga dengan semua itu, karena kita saling suport dalam berlatih untuk memahami nilai-nilai kehidupan, namun ingat juga bahwa aku benci dengan semua cerita ini. Aku benci bukan karena cerita ini tidak mutu tapi karena semua cerita ini sangat indah dan romantis. Terimkasih banyak sahabat terbaikku, teman terbaikku, saudarah terbaikku yang pernah aku jumpai.
Ketika aku mengingat semua moment tersebut, aku berpikir kembali bahwa semua jalan itu pernah menjadi tempat kaki kita berpijak. beriringan sambil menggenggam tangan. Langkah - langkah kita akan terhapus langkah - langkah kaki manusia lainnya. Jejak kita akan terhapus hujan, dijatuhi dedaunan pada musim kemarau dan akan dilintasi waktu yang terus bergerak ke depan. tapi, setiap kali aku menyusuri jalan itu, aku seakan kembali hidup di masa lalu. Bahkan  juga kursi itu pernah menahan beban tubuh kita. Kali pertama aku dan kamu berjumpa. Kali pertama kita mengabadikan foto bersama dengan telepon genggam seadanya. jejak tubuh kita akan terhapus tubuh-tubuh lain di kursi itu. Moment semacama itu akan disaksikan manusia-manusia lainnya. Terimkasih banyak kawan. Aku berharap kita tidak sampai disini saja, tetapi semoga kita bisa lanjutkan cerita yang sama di tempat yang berbeda. Semoga Tuhan sayang persahabatan kita.

Salatiga, 31 Juli 2017
 Dedicate for you my Best Friend
Lamberg Nicolas Bani



Hey sobat! Masa depanmu hanya soal Waktu..

Oleh: Rejo Wagiman Teman-teman yang berbahagia, saat ini kita beranjak sebagai seorang remaja bahkan pemuda yang memiliki impian dan h...